Ketika para wali wongo berdakwah di tanah jawa. Masyarakat di wilayah itu
bukanlah dalam peradaban kegelapan. Bukannya masyarakat yang hidup secara
atheis, liar dan nomaden. Tidak. Justru sebenarnya masyarakat di tanah jawa
kala itu sudah hidup dengan tatanan sosial masyarakat yang jelas, serta
peradaban yang 'jauh lebih moderen' dibandingkan dengan masyarakat di pulau
lainnya di nusantara ini.
Salah satu bukti nyatanya adalah berdirinya candi-candi yang besar nan menjulang. Candi-candi itu sekaligus membuktikan bahwasanya masyarakat kala itu telah hidup dengan berbagai norma aturan. Bahkan, juga telah merefleksikan kehidupan mereka dalam bentuk seni dan budaya.
Nilai nilai arif kehidupan dan
beragama telah mampu mereka narasikan dalam seni dan budaya itu, sehingga
lebih mudah dicerna serta diresapi masyarakat. Kemudian Allah Ta'ala
mengutus para wali guna melakukan restorasi kehidupan masyarakat jawa.
Jika itu semua semata dicerna dengan akal pikiran, tentu tugas dan
tanggungjawab para wali kala adalah hil yang mustahal. (maaf, diksi ini adobsi
dari lawakan srimulat).
Begitulah kondisi saat itu, bila tidak dimaklumi bahwa apa yang dikerjakan
para wali semuanya berkat campur tangan Allah Ta'ala.
Masyarakat jawa kuno, yang pada saat datangnya para wali sebagian besar
merupakan penganut Budha dan Hindu, membuktikan eksistensi keyakinan
mereka mellaui bangunan candi, serta beragam seni, budaya yang merupakan
bagian dari prosesi upacara persembahyangan kepada Tuhan.
Tentu segalanya sangat berbeda prinsip dan nilai keyakinan para wali, yakni
Islam. Dengan segala kepiawaian dalam berdakwah, para wali berupaya masuk
kedalam sendi-sendi kehidupan beragama masyarakat jawa kuno kala itu.
Para wali tidak mengeluarkan kata-kata melarang apalagi melawan tradisi
masyarakat jawa, tetapi melalui pola akulturasi dibarengi dengan keindahan
sikap - tindak serta tutur kata atau yqng disebut dengan akhlakul
karimah.
Sehingga, secara pelan namun terus menggurita dakwah para wali berjalan
mulus, terang pun lancar.
Kopi Adalah Minuman Kesukaan Wali dan Para Sufi
Bisa dibayangkan jika dakwah para wali menggunakan diksi-diksi yang banyak
digunakan beberapa orang (ustadz) saat ini, misal Goblog, bodoh, bunuh, halal
darahnya, bid'ah, haram, kafir. Pastinya hari ini kita hanya akan mendengar dan
membaca sejarah kegagalan dakwah para wali.
Saking Indahnya dakwah para wali, tak heran jika kemudian para sineas
Indonesia dalam tiap karya filmnya menampilkan sosok para wali sebagai pemilik
ilmu kesaktian. Padahal kesaktian para wali sebenarnya adalah berkat kebersihan
dan ketulusan hati, keindahan akhlak serta tutur kata, sehingga Alloh mengutus
para malaikat guna menjaga raga para wali, inilah yang disebut karomah.
Dalam sebuah kisah, seorang pemuda menghadap Rosululloh SAW, kemudian
si pemuda berkata, "Ya Rosululloh, saya bersedia bersyahadat,
tapi saya tidak bersedia meninggalkan tiga hal kesukaanku," kata si
pemuda.
"Baiklah, apa tiga kali biasaanmu itu?, " tanya balik
Rosulullaah.
"Saya mau masuk Islam, tapi jangan larang saya untuk berjudi, minum
khamr dan zina, " lanjut si pemuda.
"Baiklah, jika begitu saya hanya minta engkau jujur, " ujar
Rosul.
Suatu ketika, saat dalam perjalanan Rosululloh bertemu dengan si pemuda,
"Hendak kemana atau darimanakah engkau saudaraku," tanya
Rosululloh.
"Saya baru bermain judi ya Rosul," jawab si pemuda.
"Oh....," kata Rossul singkat tanpa mempersoalkan apa yang telah
dilakukan si pemuda.
Dan si pemuda terus berlalu dari hadapab Rosululloh sambil menahan rasa
malu, karena telah berjanji untuk berkata jujur, padahal dia sadar telah
melakukan hal tercela.
Kejadian itu terus berulang setiap kali dia usai melakukan hal-hal
kesukaannya itu. Akhirnya si pemuda dengan sendirinya sadar, dan merasa malu
karena setiap kali usai melakukan hal tercela harus mengatakan kepada
Rosululloh dengan jujur. Dan dia pun berjanji untuk meninggalkan hal
buruk itu.
Dakwah bil hikmah.
Tanpa harus mencela, menghujat dan menghina, terbukti jauh lebih efektif.
Sebagaimana dilakukan Rosululloh dan dikerjakan para wali.
Dakwah Bil Hikmah, Ini Bukan Soal Ngopi
Reviewed by p
on
12/04/2019
Rating:
No comments: