2020 kian dekat. Berbagai spekulasi politik muncul kian beragam, baik itu
terkait figur, partai politik, hingga isu.
Ahmad M Ali salah satu figur yang bak kuda hitam yang berlari kencang menghantarkan Partai NasDem tampil sebagai pemenang pada kontestasi politik Pemilu 2019. Karena selain memperole suara pribadi terbanyak, secara umum Partai NasDem juga sukses merebut kursi pimpinan DPRD tingkat kabupaten, plus kursi pimpinan DPRD tingkat provinsi.
Sukses merebut kursi ketua DPRD provinsi ini merupakan prestasi mencengangkan, karena meski pada Pemilu 2019 adalah kali kedua Partai NasDem mengikuti pemilu, tetapi mampu menggeser dominasi partai tua, Golkar dan PDIP, yang kental dengan tradisi pemegang palu pimpinan sidang.
Ahmad Ali, memiliki gaya berpikir yang saya istilahkan 'ATRAKTIF', karena tidak banyak orang, bahkan squadnya sendiri di DPW Partai NasDem Sulawesi Tengah untuk memahami arah, target dan tujuan dari ide atau gagasan yang dia sampaikan, kecuali setelah ditelaah kata per kata, bahkan baru dipahami setelah sesama pengurus berdiskusi, tentunya sambil ngopi bersandingkan pisang dan kacang.
baca : Ketika Ahmad M Ali 'Gebrak' Meja Warkop di Palu
Ahmad Ali, juga mampu menundukkan sifat dan sikap para aktifis pro demokrasi Sulawesi Tengah dengan memberi tantangan menarik terhadap mereka, yaitu sudah saatnya mereka, para aktifis itu, untuk membawa gagasan-gagasan keberpihakan mereka untuk diperjuangkan di parlemen, dari sebelumnya perjuangan jalanan. Untuk inilah, kader-kadernya yang sukses duduk sebagai kursi dewan, sempat dan sering dijuluki kader partai LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).
Naluri unik dan nyentrik seorang Ahmad Ali dalam berpolitik ini, ternyata kian meluas dan menggurita setelah dia duduk sebagai anggota DPR-RI. Dan dia telah menjelma sebagai tokoh nasional. Apalagi setelah dia menerima amanah sebagai ketua Fraksi NasDem DPR-RI, serta sebagai Bendahara Umum DPP Partai NasDem.
Hari ini, sebenarnya 'pandangan mata' Ahmad Ali telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia, bahkan ruang-ruang hijau - kuning - merah - putih nasional.
Bisa saja Ahmad Ali minta posisi sebagai menteri. Karena terbukti NasDem pendukung keras pasangan Capres - Cawapres Jokowi - Makruf Amin, atau bisa saja dia minta jabatan strategis di BUMN.
Karena, Ahmad Ali merupakan salah satu sosok penting yang mengantarkan Partai NasDem di posisi ke 4 Nasional. Dia juga sosok penting dibalik kemenangan Jokowi - Makruf Amin. Dia juga salah satu sosok penting dalam event-event Pilkada di berbagai daerah di Indonesia.
Lantas, pertanyaannya kemudian, kenapa Ahmad Ali masih ingin mengikuti kontestasi Pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah 2020. Apakah dia tidak rugi, dia harus kembali ke daerah ini. Bukankah dengan terus memperkuat posisi tawarnya di tingkat pusat, kesempatannya untuk mengumpulkan harta kekayaan hingga tujuh turunan kian mudah.
Pada suatu ketika, didepan sejumlah pengurus DPW NasDem Sulawesi Tengah dia berkata.
"Kalau cuma ingin jabatan dan kehormatan. Kurang apa lagi saya sekarang?. Semua sudah saya punya. Saat ini, hari ini, sekarang ini, saya hanya ingin mengabdi kepada masyarakat Sulawesi Tengah. Sudah lama saya ditawari posisi penting di negeri ini. Tapi, saya tegaskan kepada mereka yang di Jakarta. Bahwa saya hanya ingin mengabdi kepada rakyat Sulawesi Tengah,". **
Ahmad M Ali salah satu figur yang bak kuda hitam yang berlari kencang menghantarkan Partai NasDem tampil sebagai pemenang pada kontestasi politik Pemilu 2019. Karena selain memperole suara pribadi terbanyak, secara umum Partai NasDem juga sukses merebut kursi pimpinan DPRD tingkat kabupaten, plus kursi pimpinan DPRD tingkat provinsi.
Sukses merebut kursi ketua DPRD provinsi ini merupakan prestasi mencengangkan, karena meski pada Pemilu 2019 adalah kali kedua Partai NasDem mengikuti pemilu, tetapi mampu menggeser dominasi partai tua, Golkar dan PDIP, yang kental dengan tradisi pemegang palu pimpinan sidang.
Ahmad Ali, memiliki gaya berpikir yang saya istilahkan 'ATRAKTIF', karena tidak banyak orang, bahkan squadnya sendiri di DPW Partai NasDem Sulawesi Tengah untuk memahami arah, target dan tujuan dari ide atau gagasan yang dia sampaikan, kecuali setelah ditelaah kata per kata, bahkan baru dipahami setelah sesama pengurus berdiskusi, tentunya sambil ngopi bersandingkan pisang dan kacang.
baca : Ketika Ahmad M Ali 'Gebrak' Meja Warkop di Palu
Ahmad Ali, juga mampu menundukkan sifat dan sikap para aktifis pro demokrasi Sulawesi Tengah dengan memberi tantangan menarik terhadap mereka, yaitu sudah saatnya mereka, para aktifis itu, untuk membawa gagasan-gagasan keberpihakan mereka untuk diperjuangkan di parlemen, dari sebelumnya perjuangan jalanan. Untuk inilah, kader-kadernya yang sukses duduk sebagai kursi dewan, sempat dan sering dijuluki kader partai LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).
Naluri unik dan nyentrik seorang Ahmad Ali dalam berpolitik ini, ternyata kian meluas dan menggurita setelah dia duduk sebagai anggota DPR-RI. Dan dia telah menjelma sebagai tokoh nasional. Apalagi setelah dia menerima amanah sebagai ketua Fraksi NasDem DPR-RI, serta sebagai Bendahara Umum DPP Partai NasDem.
Hari ini, sebenarnya 'pandangan mata' Ahmad Ali telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia, bahkan ruang-ruang hijau - kuning - merah - putih nasional.
Bisa saja Ahmad Ali minta posisi sebagai menteri. Karena terbukti NasDem pendukung keras pasangan Capres - Cawapres Jokowi - Makruf Amin, atau bisa saja dia minta jabatan strategis di BUMN.
Karena, Ahmad Ali merupakan salah satu sosok penting yang mengantarkan Partai NasDem di posisi ke 4 Nasional. Dia juga sosok penting dibalik kemenangan Jokowi - Makruf Amin. Dia juga salah satu sosok penting dalam event-event Pilkada di berbagai daerah di Indonesia.
Lantas, pertanyaannya kemudian, kenapa Ahmad Ali masih ingin mengikuti kontestasi Pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah 2020. Apakah dia tidak rugi, dia harus kembali ke daerah ini. Bukankah dengan terus memperkuat posisi tawarnya di tingkat pusat, kesempatannya untuk mengumpulkan harta kekayaan hingga tujuh turunan kian mudah.
Pada suatu ketika, didepan sejumlah pengurus DPW NasDem Sulawesi Tengah dia berkata.
"Kalau cuma ingin jabatan dan kehormatan. Kurang apa lagi saya sekarang?. Semua sudah saya punya. Saat ini, hari ini, sekarang ini, saya hanya ingin mengabdi kepada masyarakat Sulawesi Tengah. Sudah lama saya ditawari posisi penting di negeri ini. Tapi, saya tegaskan kepada mereka yang di Jakarta. Bahwa saya hanya ingin mengabdi kepada rakyat Sulawesi Tengah,". **
baca juga;
Ngopi
Bareng Aristan; Menuju Palu 01 2020
Dari Pinggiran Untuk Palu 2020
Kopi Adalah Minuman Kesukaan Wali dan Para Sufi
Inilah Wasiat Gus Dur Tentang Kopi
Sejuta Harap Dari Kata 'Ngopi Yuk'
Pak #Jokowi, Ibu Kota Pindah ke Palu, di Sini Banyak Warkop
Dari Pinggiran Untuk Palu 2020
Kopi Adalah Minuman Kesukaan Wali dan Para Sufi
Inilah Wasiat Gus Dur Tentang Kopi
Sejuta Harap Dari Kata 'Ngopi Yuk'
Pak #Jokowi, Ibu Kota Pindah ke Palu, di Sini Banyak Warkop
Mampukah Ahmad Ali Pimpin Sulteng
Reviewed by p
on
6/13/2019
Rating:
No comments: