Aris Tan S.pt lahir, di Kayumalue tanggal 2 April
tahun 1969. Ia dilahirkan dari Ayah dan Ibu yang bekerja sebagai Guru Sekolah
Dasar di Kayumalue, sebuah kampung sebelah utara Kota Palu. Masa kecil Aristan
dihabiskan di kampung menjalani kehidupan seperti anak-anak kampung yang
umumnya hidup miskin. Gaji yang diterima orang tuanya sebagai Guru Sekolah
Dasar sering mengalami pemotongan dan tersendat-sendat, ia mesti tumbuh dan
menghadapi kehidupan dengan apa adanya.
baca :
Aristan dan Adriany Badrah |
Untuk bertahan hidup, kadang orang tuanya harus bekerja
lebih keras mencari sumber pendapatan lain, mulai dari bekerja sebagai pekerja
lepas sampai menggarap tanah dan bekerja pada keluarga tani kaya di kampung.
Besar dalam keluarga yang serba terbatas, ia mengaku mendapatkan didikan keras
oleh orang tua. Jika ada persoalan mereka dituntut untuk menyelesaikan sendiri
agar tumbuh rasa tanggungjawab dalam hidup ini.
baca : Ketika Ahmad M Ali 'Gebrak' Meja Warkop di Palu
baca : Ketika Ahmad M Ali 'Gebrak' Meja Warkop di Palu
Pesan dari Ayahnya yang selalu menjadi pengingat:
“... Kalian ini dibesarkan dengan sepuluh jari, tak ada warisan untuk masa depan
kecuali semangat kerja dan keinginan keras untuk berubah, karena itu kalian
harus terus sekolah, tak boleh meminta dan menginginkan lebih dari yang kita
miliki saat ini, kalian mestilah terbiasa hidup apa-adanya dan mesti bekerja
keras menyelesaikan semua masalah. Kalian tak boleh mengambil dan menikmati
yang bukan milik dan hak kalian...”.
Berdasarkan rencana nasional penanggulangan bencana yang
dikeluarkan oleh BNPB, kota Palu yang terkena dampak gempa, tsunami &
likuifaksi (28/9/2018) dikategorikan sebagai kota dengan resiko multi ancaman
tinggi. Korban jiwa, kerusakan dan kerugian di Kota Palu dari sekian dampak
mengalami penurunan sekitar 35 persen dalam kualitas hidup. (Sumber: Estimasi oleh Tim Penilai Bappenas)
Menggambarkan bahwa permasalahan di sektor pemukiman, infrastruktur,
sosial, ekonomi, pendidikan dan lintas sektor sangat kompleks yang dihadapi
oleh Kota Palu pasca-bencana sehingga dibutuhkan pemimpin Kota Palu yang memiliki
pemikiran visioner, tindakan yang cepat, sigap dan terukur, memiliki kepedulian
dan sense of crisis untuk kepentingan masyarakat Kota Palu diatas kepentingan
individu atau kelompok atau golongan.
baca :
Maka, Aristan adalah pilihan yang dapat memenuhi harapan &
keinginan untuk menyelesaikan hak-hak keperdataan masyarakat korban,
mempercepat pembangunan sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana dan mempercepat pelaksanaan pemulihan dan pembangunan Kota Palu.
Sumber : FB Adriany Badrah
Dari Pinggiran Untuk Palu 2020
Reviewed by p
on
6/10/2019
Rating:
No comments: