Sebagaimana jenis
kopi lainnya di dunia, Kopi Kulawi dinisbatkan kepada nama daerah tempat tumbuh
komoditi, yakni dataran tinggi Kulawi, tepatnya di wilayah Kabupaten Sigi –
Sulawesi Tengah. Arah sebelah selatan Kota Palu, sekitar 3 jam perjalanan
menggunakan kendaraan bermotor.
Daerah tempat
tumbuh kopi jenis robusta ini awalnya hanya satu kecamatan; Kulawi. Namun setelah
dimekarkan menjadi Kulawi, Kulawi
Selatan dan Lindu.
Kopi Kulawi
sudah dibudi dayakan secara turun temurun oleh para petani lokal daerah ini. Dataran
tinggi dengan suhu udara yang dingin, sehingga menjadikan masyarakat harus
mengkonsumsi Kopi sebagai salah satu cara untuk menghangatkan badan.
baca : Kopi Transmigran Blitar di Morowali
baca : Kopi Transmigran Blitar di Morowali
Kopi Kulawi
memiliki aroma harum dengan warna cukup pekat, rasanya yang khas membuat
Kopi
Kulawi menjadi salah satu ikon Sulawesi
Tengah, khususnya kalangan penikmat Kopi.
Rasa dan
aroma Kopi Kulawi, ternyata telah mulai mendunia sejak 2017, sehingga para
pelancong yang berkunjung ke Sulawesi Tengah, hampir dipastikan akan berburu
Kopi Kulawi.
Memang,
sangat disayangkan, pemerintah daerah baik tingkat kabupaten maupun provinsi
belum mampu memaksimalkan potensi komoditi, yang sebenarnya memiliki peluang
besar sebagai komoditi unggulan.
Misal, mendorong
petani kopi di Dataran Kulawi untuk meningkatkan produksi dengan mengintervensi
dalam bentuk kebijakan anggaran, kebijakan hingga promosi. Apalagi belakangan
trend masyarakat penikmat kopi semakin meningkat.
Jika pertanian
dilakukan dengan profesional, minmal teknik penataan, panen hingga pengolahan
sudah berbasis teknologi, kemudian didukung dengan promosi yang gencar otomatis
Kopi Kulawi bisa makin mulus melenggang ke dunia perkopian, baik tingkat
nasional maupun internasional.
Secara geografis,
pemerintah daerah bisa membangun wisata Kopi Kulawi, yang tidak hanya
menyediakan secangkir kopi, tetapi bisa ditunjang dengan pemandangan alam,
interaksi langsung dengan petani, cara menanam, cara merawat, cara memanen,
cara mengolah hingga cara menyajikan kopi.
Pembangunan Wisata
Kopi Kulawi juga bisa dipadukan dengan potensi lain di Kabupaten Sigi, yang
juga masih seputaran wisata alam. Karena daerah ini memiliki Danau Lindu, Hutan
Lindung, Penangkaran Maleo serta Danau Tambing.
Singkatnya, Wisata
Kopi Kulawi bisa diprogramkan berupa rangkaian trip yang multi destinasi,
bahkan jika memungkinkan juga bisa dirangkaikan dengan perjalanan menuju taman
megalith.
baca : Kopi Tumbo, Tumbuh Diantara Pepohonan Sagu
baca : Kopi Tumbo, Tumbuh Diantara Pepohonan Sagu
Bahkan, saya
dapat informasi jika salah satu pengelola hotel di Kota Palu sudah mulai
menawarkan program kunjungan ke beberapa tempat, yang sebenarnya cukup menarik bagi wisatawan
mancanegara, tetapi masih dianggap biasa oleh pemerintah daerah.
Beberapa tempat
yang ditawarkan ke wisatawan mancanegara oleh salah satu pengelola hotel di Kota
Palu itu adalah, Kampung Uwentumbu, Danau Sibili serta kawasan penggaraman
Talise. Dan yang lebih unik, ternyata Pasar Hewan di wilayah Kecamatan Palu
Barat juga menjadi salah satu tujuan perjalanan wisata. Kabarnya, tempat-tempat
itu sangat disukai wisatawan asal Jepang, Cina dan Korea.
Kenapa,
karena memang rata-rata warga negara maju sangat menyukai tempat-tempat yang
masih kental dengan suasana tradisionalnya. Karena mereka menyukai tradisi,
adat dan budaya yang masih asli.
Sebenarnya ini
menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kota Palu, karena diketahui bahwa Wakil
Wali Kota Palu, Sigit Purnomo merupakan pentolan band papan atas ibukota,
dengan nama yang lebih dikenal Pasha Ungu.
Sebagai publik
figur tingkat nasional, tentunya Sigit ‘Pasha’ Purnomo memiliki jaringan yang
sangat luas. Yang; apabila dimanfaatkan akan sangat bermanfaat untuk pengembangan
potensi wisata daerah ini.
Hanya saja,
mungkin belum dilakukan, atau memang belum disadari oleh wakil wali kota.
Kopi Kulawi, Pesona Pinggiran Lembah Palu
Reviewed by p
on
9/07/2018
Rating:
No comments: