Sesuai tema
yang saya pilih dalam blogspot yang saya buat ini, yaitu kopi. Saya berupaya
untuk konsisten menulis perihal kopi. Apapun itu, maka saya berupaya mencari
ide untuk tulisan berikutnya. Untuk itu saya berselancar di mesin penelusuran google
dan youtube.
Sebagai
penyeimbang kerja antara otak kiri dan kanan, yang memiliki karakter berbeda.
Konon dalam ilmu kedokteran, karaktera otak kiri adalah matematis atau lebih banyak bekerja
saat kita memikirkan sesuatu. Sedangkan otak kanan lebih ke hal-hal yang
sifatnya santai atau seni.
Sehingga
setelah membuka laptop untuk menulis, saya akan awali membuka laman youtube
untuk mencari musik-musik sesuai selera dan suasana. Meski sebenarnya saya
menyukai genre musik rock, tetapi ketika sedang nge-blog saya lebih
memilih genre dangdut.
Ketika saya
mengetik kata kopi di penelusuran youtube, yang muncul duluan adalah
nama penyanyi dangdut cantik asal
Lamongan Jawa Timur, Via Vallen, yang namanya kian berkibar setelah menyanyikan
lagu Asian Games 2018 dengan titel ‘Meraih Bintang’.
Penelusuran
di youtube memberikan hasil teratas satu judul lagu dangdut yang dinyanyikan
Via Valen, yaitu Kopi Lambada. Namun, disebutkan juga Kopi Lambada yang dinyanyikan Via Valen itu bergenre Reggae
Dangdut.
Tentu ini
mengherankan, karena Kopi Lambada juga dinyanyikan dalam berbagai aransemen
dengan penyanyi dan grup yang berbeda-beda pula.
Penelusuran berlanjut
ke mesin pencarian google, hasilnya menyebutkan jika lagu “Kopi Lambada” diciptakan
dan dipopulerkan musisi senior dangdut tanah air Fahmi Shabab pada 8 November
2017 dibawah label Media Cipta Persada.
Namun, pada
hasil penelusuran Google nama Fahmi Shahab justru tenggelam oleh deretan
nama-nama penyanyi dan grup dengan aransemen berbegai aliran musik, mulai
dangdut koplo, reggae hingga hiphop.
Dan yang
lebih aneh, nama Via Vallen juga menempati urutan pertama di mesin penelusuran
google.
Yang menarik
bagi saya pribadi adalah, alasan apa sehingga Fahmi Shahab mengawinkan tema
kopi dengan musik Lambada khas Amerika Latin itu. Padahal, jika diperhatikan
dalam clip-clip musik lambada yang banyak bertebaran di youtube. Biasanya musik
lambada dimainkan pada suasana ceria, penari-penari latar berpakaian minim nan
seksi, minuman – minuman kesukaan warga Amerika yang berbau alkohol.
Sedangkan kopi,
akan lebih berasa sensasinya ketika dinikmati pada suasana santai, atau sebagai
penyeimbang diri ketika seseorang sedang melakukan aktifitas yang membutuhkan
kerja keras otak kiri.
Tetapi,
memang saat saya menulis artikel ini, sambil membuka youtube dan menemukan
Lambada (Kaoma) Asereje (Last Ketchup), La Isla Bonita (Madona) dan lainnya. Memang
musik alunan musik lambada yang dinikmati tanpa menampilkan video clip cukup
mampu meringankan ketegangan syaraf di kepala.
Memang pula,
ada banyak cara untuk menikmati karya seni, atau kalau dalam istilah Jurnalisme
Kebudayaan disebut dengan “Kritik Seni”, karya seni akan berasa ketika dinikmati
seni dari sisi substansinya.
Karena sebuah
karya seni lahir hasil dari cipta rasa dan karsa, dimana sangat dipengaruhi
oleh kebiasaan manusia disuatu daerah/wilayah itu sendiri, dan biasanya juga hasil
dari renungan mendalam dari adat dan budaya masyarakat itu.
Oyeah....
dah ngelantur nih. Dan akhirnya inilah lirik lagu ‘Kopi Lambada’ itu.
Kopi Lambada
Du.
. Du. . Du
Dengar
Musik Lambada
Dalam
Pesta Meriah
Dengan
Seorang Gadis Jelita
Aduh
Senyum Manisnya
Lenggak
Lenggok Gayanya
Dia
Tawarkan Kopi Lambada
Oh
Kasihku. . Aku Jatuh Cinta
Oh
Kasihku. . Dia Balas Cinta
Genggam
Tanganku Gurah Jangan
Mainkan
Kau Lepaskan
Peluk
Diriku Dekaplah Jangan
Jangan
Kau Lepaskan
Nikmat
Musik Lambada
Aromanya
Asmara
Yang
Membangkitkan Gairah Cinta
Ku
Tak Ingin Berpisah
Denganmu
Hai Rupawan
Sampai
Akhir Dunia
Via Valen Rebut Kopi Lambada Dari Fahmi Shahab
Reviewed by p
on
9/11/2018
Rating:
Sehingga setelah membuka laptop untuk menulis, saya akan awali membuka laman youtube
ReplyDeleteLukQQ
Situs Ceme Online
Agen DominoQQ Terbaik
Bandar Poker Indonesia