Kurang lebih
500 petugas KPPS Pemilu 2019 meninggal saat dan usai penghitungan suara pasca
votting day. Besarnya angka petugas KPPS yg meninggal ini menimbulkan
keprihatinan mendalam bagi banyak pihak, serta kesedihan para keluarga yang
ditinggalkan. Sehingga, sejumlah pihak memberi kehormatan kepada para korban
dengan sebutan "Pahlawan Demokrasi".
baca juga :
Inilah Wasiat Gus Dur Tentang Kopi
Kopi Adalah Minuman Kesukaan Wali dan Para Sufi
Kopi Dalam Pengucapan Lidah di Berbagai Bangsa
Kopi Adalah Minuman Kesukaan Wali dan Para Sufi
Kopi Dalam Pengucapan Lidah di Berbagai Bangsa
Namun,
sejumlah pihak menyikapi keprihatinan ini dengan mengkapitalisasi peristiwa
dengan tendensi politik, bahwa meninggalnya para Pahlawan Demokrasi ini akibat
di racun kelompok tertentu, yang berseberangan politik dengan mereka.
Sadis, yah.
Justru isu yang dibuang para pihak bahwa para korban meninggal adalah akibat
diracun, menurut pribadi saya adalah wujud sikap tidak berperikemanusiaan.
Karena atas nama kepedulian, tapi untuk kepentingan politik menyebarluaskan
asumsinya dengan berbagai modus hingga hendak membongkar kuburan untuk
dilakukan otopsi.
Jika
menggunakan logika terbalik, bisa saja ada pihak-pihak yang akan menjawab isu
tersebut dengan mencurigai kelompok yang ngotot untuk membongkar kuburan guna
dilakukan otopsi, dan jika benar para korban meninggal akibat diracun adalah
ulah pihak-pihak yang searah afiliasi politik dengan mereka sendiri.
Tetapi,
dilain pihak, terhadap petugas KPPS yang masih hidup justru dicurigai telah
melakukan kecurangan dalam proses penghitungan suara sehingga merugikan
kandidat yang mereka dukung. Tragis memang, dan ini ibarat buah simalakama.
Maju salah - mundur salah.
baca juga :
Pak #Jokowi, Ibu Kota Pindah ke Palu, di Sini Banyak
Warkop
Sejuta Harap Dari Kata 'Ngopi Yuk'
Meraih Sejuta Cinta Ilahi Dari Secangkir Kopi Buatan Istri
Sejuta Harap Dari Kata 'Ngopi Yuk'
Meraih Sejuta Cinta Ilahi Dari Secangkir Kopi Buatan Istri
Dampaknya
tentu adalah kegaduhan, karena isu itu akan terus digaungkan dan diyakini oleh
pihak-pihak miskin informasi sebagai sebuah kebenaran. Dan membangkitkan
semangat perlawanan terhadap konstitusi, yang pastinya dampak dari perlawanan
itu mereka sendiri yang akan merasakan dan menanggungnya. Sementara para elit
akan tetap menikmati tiap seruput kopi mereka sendiri.
Untuk
itulah, dalam sebuah konstestasi politik yang dibutuhkan adalah kesiapan diri.
Siap kalah dan siap menang. Bukannya merawat kemurkaan karena kekalahan, dan
parahnya adalah menebarkan ketidakpastian, tetapi itu diyakini sebagai
kebenaran oleh kaum awam.
Jiwa ksatria
kian langka ketika ambisi akan jabatan dan kekuasaan mendominasi hati dan
akalnya, yang telah dibungkus dengan kalimat "Demi Rakyat" - 'Demi
Kebenaran' - 'Demi Keadilan', padahal mereka tengah menggencarkan sikap dan
perilaku tidak adil.
Kopi Bullying KPPS Pemilu 2019
Reviewed by p
on
5/14/2019
Rating:
No comments: