"Hadeewwhh.....
hati-hati, kena magh baru tau rasa..,"
Kawan semasa
SMP mengingatkan, setelah mengetahui kemampuanku menghabiskan antara 3 (tiga)
hingga 6 (enam) gelas kopi, kurun waktu mulai ashar hingga ba'da (usai) isya'.
Bagi
kawanku, mungkin itu sangatlah berlebihan. Pasalnya, orang pada umumnya
menikmati kopi pada pagi dan sore hari, terkadang pada siang hari.
Ini terjadi
sewaktu saya masih bekerja pada koran harian "Sulteng Post", sekarang berubah nama menjadi Koran Harian
"Sulteng Raya". Adik dari
salah satu koran harian di Sulawesi Tengah; Mercusuar; dengan tugas dan
tanggung jawab redaksi sebagai Koordinator Liputan, plus menangani tiga halaman
untuk rubrik kota.
Tetapi,
alhamdulillah, tubuh saya tidak melakukan perlawanan dengan kebiasaan
yang dianggap buruk oleh temanku itu, sebut saja namanya 'mawar'. :D
Sebagai
seorang penanggung jawab halaman, atau bahasa keren kalangan jurnalis adalah
'Redaktur'. Atasan tidak mau tahu soal jumlah naskah berita + foto yang disetor
para reporter, ada atau tidak, cukup atau tidak. Atasan hanya tahu, besok koran
ini terbit.
Nah, ada
kebiasaan saya di redaksi, yang hanya dipahami segelintir teman; yaitu ketika
ada headset menempel di telinga sembari manggut-manggut, secangkir besar kopi,
rokok kretek, duduk berjongkok di kursi. Itu artinya bahwa halaman yang saya
tangani kekurangan berita, dan saya harus memenuhi halaman itu.
Hal lain
yang cukup menarik perhatian beberapa reporter yang akrab dengan saya adalah,
secangkir besar kopi hitam, plus rokok kretek.
Seringkali
ada yang tiba-tiba disamping tempat duduk saya, yang berdekatan dengan
dispenser, dengan tujuan agar akses untuk meracik kopi menjadi dekat, kemudian
si reporter tadi langsung menyeruput cangkir kopiku.
"Bang
minta kopinya,".
"Minum
saja," jawabku.
Namun
tiba-tiba dia semburkan ulang seseruput kopi tadi, pasalnya seringpula
kehabisan kopi akan tetapi karena saya butuh suplemen guna menurunkan
ketegangan tetap kuseduh kopi semata. Pahit.
Namun, jika
sedang beruntung, formasi lengkap antara kopi dan gula, dia akan langsung ngeloyor pergi.
Dan....itulah
kenangan kopi-kopiku semasa di redaksi harian Sulteng Post.
Kopi Sulteng Post
Reviewed by p
on
11/09/2017
Rating:
No comments: