Kata kunci utama dari judul diatas adalah medsos ( facebook
) dan istri. Dua kata ini berada dalam dua dimensi kehidupan, dunia nyata dan
dunia maya. Kesamaan keduanya adalah merupakan pergaulan atau interaksi sosial.
Kesamaan lainnya, persoalan pada masing-masing dimensi bisa dibawa ke masing-masing dimensi lainnya. Misal berkaitan dengan asmara, ekonomi, budaya hingga soal politik.
Interaksi dunia nyata, tentu berjumpa langsung secara fisik. Sedangkan interaksi dalam facebook hanya sebatas usapan jari tangan. Sehingga, jika dahulu kala ada pameo "Dunia tak selebar daun kelor" , saat ini menjadi "Dunia tak selebar layar handphone".
Karena tulisan ini tidak hendak membahas detail masing-masing dimensi dunia, maka saya batasi saja menulis soal perbedaan dan persamaan dunia nyata versus dunia nyata. Namun keduanya tetap saling berkaitan. Sesuai dengan dua kata kunci pada judul diatas, yakni facebook versus kopi, dengan obyek istri.
Namun sangat banyak pula, seorang
perempuan mampu memperuat kondisi ekonomi keluarga karena facebook dia gunakan
untuk kegiatan ekonomi, seperti menjadi reseller.
Kesamaan lainnya, persoalan pada masing-masing dimensi bisa dibawa ke masing-masing dimensi lainnya. Misal berkaitan dengan asmara, ekonomi, budaya hingga soal politik.
Interaksi dunia nyata, tentu berjumpa langsung secara fisik. Sedangkan interaksi dalam facebook hanya sebatas usapan jari tangan. Sehingga, jika dahulu kala ada pameo "Dunia tak selebar daun kelor" , saat ini menjadi "Dunia tak selebar layar handphone".
Karena tulisan ini tidak hendak membahas detail masing-masing dimensi dunia, maka saya batasi saja menulis soal perbedaan dan persamaan dunia nyata versus dunia nyata. Namun keduanya tetap saling berkaitan. Sesuai dengan dua kata kunci pada judul diatas, yakni facebook versus kopi, dengan obyek istri.
Tidak ada hubungannya antara Facebook
dan kemampuan seorang istri untuk meracik kopi?. Bagi saya sedikit banyak ada,
meski tidak berdampak bagi kehidupan rumah tangga saya, dan mungkin bagi banyak
rumah tangga. Tapi cukup banyak peristiwa rumah tangga hancur hanya karena facebook.
Selanjutnya, kata istri akan saya ubah
menjadi umum dengan memilih kata perempuan.
Sangat banyak kita temukan pengguna
facebook dari kalangan perempuan. Dan sebagiannya sering mengunggah foto dengan
pose “terbaik”, setidaknya terbaik menurut si pengunggah. Dan terbaik ini
kadang yang kita lihat sedikit agak mempesona akun lainnya, atau jika memilih
kata terburuk, terbaik ini adalah genit.
Biasanya seorang perempuan akan senang
dan bangga jika postingan fotonya disukai (like) akun lainnya, entah
sesama perempuan atau akun laki-laki. Apalagi jika disertai komentar memuji
kecantikannya.
Jika seorang perempuan bersuami dengan
kadar kesetiaan kepada pasangannya cukup rendah. Bisa jadi pujian dari akun
lawan jenis itu akan makin mennggerus kecintaannya terhadap suami. Akan rawan
lagi jika akun laki-laki itu pernah memiliki cerita asmara pada masa mudanya.
Facebook akan menjadi candu yang
memabukkan bagi siapa saja, ketika dalam bermedia sosial hanya sekedar untuk
bersenang-senang, dalam artian berburu pujian.
Nah, ketika dalam ber-Facebook ini
tidak disertai dengan kontrol hati, atau untuk tujuan positif, bisa ekonomi,
sosial dan kemanusiaan. Maka facebook akan berubah menjadi racun yang akan
membinasakan rasa cinta dan kasih sayang terhadap keluarga.
Ketika facebook menjadi yang utama
dalam aktifitas kesehariannya, sedikit banyak akan mempengaruhi konsentrasi
untuk menyiapkan secangkir kopi bagi suami tercinta. Bisa jadi terlalu manis,
sebaliknya bisa kurang kula, atau bisa jadi tidak menyeduh kopi di gelas
melainkan ember.
Konsentrasi bisa terganggu sekedar berawal
dari like, komentar pujian, berlanjut ke inbox, pura-pura menanyakan
kabar, saling mengingatkan, saling menasehati, saling tukar nomor whatsapp, dan
seterusnya hingga mulai mengganggu ritme waktu menyiapkan kopi, menyediakan
sarapan, mengawasi anak, kurang tidur karena menunggu pesan messenger facebook.
Dan seterusnya sikap pasangan bisa saja terjadi perubahan menjadi agak tertutup,
membawa handphone kemana saja, memasang keylock, gugup ketika ditanya alasan
itu oleh pasangan.
Dan selanjutnya menjadi sensitif
terhadap pertanyaan, sedikit kasar menjawab pertanyaan pasangan.
Selanjutnya bisa saja terjadi, adu
mulut, pertengkaran kian membesar. Jika sudah begitu, secangkir kopi akan sulit
ditemui seperti biasa dirumah, bahkan juga tidak lagi ditemui.
Alternatifnya adalah warung kopi
ataupun kafe. Tak ingin menikmati kopi sendiri di kaffe, dipanggillah teman
hingga muncullah sosok lain. Dan....
Saya manusia beruntung, karena istriku
bukan penyuka facebook. Rutinitas menyiapkan segelas kopi untukku tetap menjadi
kebanggaannya. Alhamdulillah...
Facebook Renggut Kemampuan Meracik Kopi Seorang Istri
Reviewed by p
on
8/29/2018
Rating:
No comments: