Catatan Seorang Jurnalis Usai Ngopi Bersama Caleg Dhuafa


Saya lupa hari dan tanggalnya; sore itu saya ngopi di warung Taman GOR Palu. Habis satu cangkir, saya berdiri untuk membayar. Dibawah pepohonan taman GOR, beberapa orang berdiri dan tersenyum kearah saya.
“Ron......” panggil saya ke dia.
Namanya Roni Sandy, jurnalis senior harian Radar Sulteng. Singkat cerita kami langsung terlibat obrolan singkat, padat dan nampaknya bermutu. Saya yakin bermutu, karena malam harinya terdengar nada pemberitahuan khas facebook di handphone saya. Dan setelah terbuka, inilah hasilnya. Narasi catatan Roni Sandi yang dia tag di akun facebook saya :

CERITA BERSAMA TEMAN…(2)


Punya Konsep Jadi Caleg Dhuafa

Sore itu masih di bulan Maret, sekitar pukul 14.00 di taman GOR Palu, tepat di belakang kantin berjejeran rapi di seberang jalan Sat Lantas Polres Palu.

Sore itu saya bersama kawan-kawan yang tergabung di organisasi wartawan foto Palu atau Pewarta Foto Indonesia (PFI) Palu kumpul, kongkow-kongkow membahas persiapan rapar kerja PFI Palu 2018. Dari arah salah satu warung seorang pria dengan senyum khasnya, bersama anak laki-lakinya langsung menuju tempat kami berkumpul. 


“Dari jauh sudah saya lihat macam saya kenal model-model yang duduk disini makanya saya mendekat,” katanya sembari menyapa kami sambil bersalaman.

Nama kawan saya itu Joko Santoso kami akrab memanggilnya Joko. Cukup lama kami tak bersua, kebetulan bertemu hari ini makanya pembicaraan kami lumayan lama. Sampai-sampai kawan lain harus pamit duluan karena harus menyelesaikan deadline berita liputan hari itu, tinggallah kami berdua dan saya dengan Joko masih asyik ngobrol.

Dari percakapan kami, saya tertarik dengan konsep Joko tentang politik. Joko yang juga dulunya adalah rekan seprofesi , masih sama-sama aktif di dunia jurnalistik, kesana kemari berburu liputan yang kini sudah beralih ke politik dan bergabung di Partai Nasdem Sulteng. Saat masih menjadi wartawan tulis, Joko sudah hampir semua media harian lokal di Sulteng disinggahinya, salah satunya harian Mercusuar, harian Metro Sulawesi, Media Alkhaerat dan beberapa media lainnya di Kota Palu.

Alasan Joko untuk memilih berpolitik cukup unik dan mungkin konsep politik yang dilakukan Joko adalah konsep politik pembuktian terbalik. Saya tertarik dengan konsep pemikiran Joko. Dia ingin menjadi Calon Legislatif (Caleg) 2019 dengan konsep Caleg Dhuafa. Dengan konsep Caleg Dhuafa, Joko ingin uji coba, bisakah seorang Caleg mengandalkan pendekatan kepada calon pemilihnya tidak menggunakan duit sebagai modal utamanya. Tapi menggunakan pendekatan sebagai masyarakat setara dengan calon pemilihnya. Artinya, dengan konsep Caleg Dhuafa kita menjadi pendengar aspirasi masyarakat, kawan sharing di masyarakat, bukan menjadi yang mau dianggap paling dihormati di masyarakat.

“Memang saya akui jadi Caleg tanpa modal itu dianggap hal yang mustahil. Tapi saya akan coba, dengan memang saya tidak memiliki kesiapan modal khusus saya maju jadi Caleg. Sekaligus menjadi bahan survey dan analisis saya bagaimana karakter, serta keinginan calon pemilih,” ucapnya.

Joko menjadi Caleg di daerah yang sebelumnya memang bukan daerah yang dulunya dia pernah lama ada dan beraktivitas disana, yakni di daerah Kabupaten Donggala, yakni Kecamatan Banawa dan Banawa Selatan. (Kalau keliru, tolong diralat yah Joko..wkwkwk)

Artinya kata Joko, konsep Caleg Dhuafa mencoba membuktikan ke masyarakat bahwa pendekatan kepada masyarakat, untuk diterima di masyarakat tidak harus dengan membawa materi, tapi menjadi bagian dan ikut bersama-sama merasakan apa yang terjadi di masyarakat adalah juga penting tanpa harus mengandalkan uang semata.

“Mungkin baru saya yang punya konsep seperti ini, Caleg Dhuafa. Kalau berhasil berarti masyarakat mau menerima calon perwakilan mereka duduk di DPRD bukan dari orang berduit semata, tapi juga dari orang orang biasa juga bisa,” ujarnya sembari tertawa lepas.

Baik kawan, lanjutkan konsep dan rencanamu, semoga apa yang sudah dirancang, benar-benar bisa bermanfaat dan diterima di masyarakat. Jika rezeki dan Tuhan mengizinkan terpilih menjadi Caleg, jangan lupa masyarakatmu dan yang penting juga jangan kau lupalah kawan-kawan kau dulu. Hehehehe. Sukses bro Joko.


Catatan Seorang Jurnalis Usai Ngopi Bersama Caleg Dhuafa Catatan Seorang Jurnalis Usai Ngopi Bersama Caleg Dhuafa Reviewed by p on 8/27/2018 Rating: 5

No comments: