Setya Novanto Merugikan Kaum Pecinta Kopi Indonesia

foto screenshoot by facebook

Panggung politik memang selalu menyuguhkan atraksi-atraksi yang mampu serta merta memperkencang degub jantung, pun pula sebalik juga mampu membuat seseorang  tiba-tiba melepas nafas kelegaan, seolah-olah terbebas dari cekikan di leher.

Manuver-manuver pemain yang seolah diluar batas kemampuan kewajaran manusia biasa, membuat pertunjukan yang sanggup memacu adrenalin naik dan turun seketika, meski demikian tetap menarik perhatian meski sekedar menonton hingga ingin mencobanya.

Salah satu pemain akrobat politik kontemporer tanah air adalah Ketua Umum DPP Partai Golkar yang juga sebagai ketua tertinggi lembaga legislatif pusat, DPR RI, Setya Novanto.

Sosok ini, ketika berhadapan dengan hukum, seringkali diibaratkan seekor belut berlumur oli yang berada dalam lumpur. Setelah hakim bebas dalam kasus dugaan korupsi eKTP yang ditetapkan lembaga anti rasuah KPK jilid I, selanjutnya dia kembali ditetapkan sebagai tersangka untuk jilid II, namun dia sukses meloloskan diri dari kepungan penyidik KPK dibantu personil Brimob di rumahnya, Rabu Malam (15/11/2017).

Peristiwa ini menjadi headline disejumlah media massa, dan pada malam itu, beranda media sosial facebook juga diramaikan live streaming pengepungan rumah Setya Novanto oleh media-media besar. Beranda Facebook juga dimenui status netizen terkait peristiwa itu.

Salah satu netizen, yang kemudian statusnya saya screenshoot adalah Mahir Takaka, pagi itu, Kamis (16/11/2017) dia menulis status, “Jemput Paksa, berita yang mendominasi telinga dan mataku saat minum kopi di pagi hari ini”.

Saya tidak tahu, apakah pak Mahir Takaka sedang marah atau gembira dengan kabar yang berseliweran di jagad media sosial itu. Saya juga tidak tahu apakah pak Mahir Takaka itu ber-partai atau tidak. Saya hanya memperhatikan status di akun facebooknya.

Sebenarnya masih banyak yang menulis status tentang peristiwa itu, bahkan entah sambil ngopi atau tidak. Termasuk saya, juga mengawali hariku dengan menulis status “antara DPO dan DP 0 %”.

Ah sudahlah, lagi-lagi tulisan ini tidak penting, tidak pula bermanfaat untuk Anda. Tapi bermanfaat bagi diri saya, sekedar untuk melepas hasrat menulis setelah hampir setahun berhenti dari status sebagai jurnalis.

#Bangsa(t)_Kopi
#Kopi_Bangsa(t)
#KopiCinta
#CintaKopi
#BebaskanDiriDenganMenulis
#CintaMenulis
#BeJo_BaPer